Apa Yang Dimaksud Dengan Geotekstil, Fungsi dan Kelasnya
Geotekstil Secara Umum
Geotekstil menurut Dirjen Bina Marga 003/BM/2009 merupakan bahan tekstil yang umumnya lolos air yang dipasang pada pondasi, tanah, bantuan , atau material geoteknik lainnya sebagai satu kesatuan dari system struktur. Produk geotekstil ini merupakan produk buatan manusia.
Berdasarkan spesifikasi Bina Marga dan AASHTO M288-06, Geosintetik dikelompokkan menjadi 3 kelas berdasarkan daya tahan (survivability) selama pemasangan:
– Kelas 1 : Untuk Kondisi lapangan yang berpotensi merusak geotekstil
– Kelas 2 : Untuk Kondisi lapangan yang umum
– Kelas 3 : untuk kondisi lapangan yang tidak berpotensi atau berpotensi rendah merusak geotekstil
Baca Juga: Perbedaan Geotextile Woven dan Non Woven
Fungsi Geotekstil
Geotekstil Drainase Bawah Permukaan
Bagaimana pemilihan geotekstil untuk drainase ?
Geotekstil untuk drainase haruslah berbahan yang memiliki permeabilitas yang baik untuk mengalirkan air ke dalam sistem drainase bawah permukaan. Fungsi utama geotekstil sebagai penyaring atau filter.
Umumnya, Geotekstil untuk drainase biasanya menggunakan geotekstil kelas 2, Pemilihan nilai parameter permitivitas dan ukuran pori bergantung dari ukuran butir tanah setempat.
Geotekstil Separator
Bagaimana spesifikasi geotekstil separator ? Apa yang dimaksud geotekstil separator kelas 1 ?
Spesifikasi ini digunakan pada geotekstil yang berfungsi mencegah terjadinya pencampuran antara subgrade/tanah lunak dengan agregat di atasnya (Base Course/Sub Base Course). Spesifikasi ini digunakan apabila suatu konstruksi memerlukan pemisahan dua bahan berbeda, tetapi penanganan drainase melalui geotekstil bukan fungsi utama.
Fungsi Geotekstil sebagai pemisah digunakan untuk CBR lebih dari 3, dan diaplikasikan pada tanah dasar yang tak jenuh. Geotekstil sebagai separator harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
Geotekstil Stabilisator
Geotekstil stabilisator diaplikasikan pada tanah yang basah dan jenuh air. Pada stabilisator, geotekstil berfungsi sebagai pemisah, penyaring dan filter. Biasanya, geotekstil stabilisator diaplikasikan pada tanah dengan nilai CBR 1% sampai CBR 3%.
Spesifikasi berikut, merupakan syarat geotekstil untuk stabilisasi . Berdasarkan peraturan kementrian PUPR