scroll to top whatsapp Petrane

Geosintetik dan Cover Soil

Geosintetik dan Cover Soil

Dalam sebuah kontruksi sering ditemukannya area berupa slope. Area slope ini perlu perhatian khusus karena merupakan bagian yang krusial dalam sebuah design proyek, umumnya dapat ditemukan pada kontruksi seperti embung, landfill, dsb. Area slope ini memiliki kemungkinan terjadinya failure karena beberapa faktor, seperti: tidak adanya perkuatan, kondisi tanah jenuh, pemberian beban, dsb. Terkadang pada area slope, digunakan cover soil sebagai media tanam agar memberikan efek alami dan memperkuat slope dengan adanya vegetasi.

Pada design area slope umumnya dilakukan penggunaan geosintetik. Geosintetik yang umumnya digunakan adalah geomembrane. Geomembrane digunakan sebagai lapis kedap, sehingga pondasi pada slope tidak jenuh oleh cairan. Penggunaan geomembrane tentunya terbatas, karena adanya resiko terjadi longsor pada cover soil. Selain menggunakan geomembrane, untuk dapat mengurangi resiko failure, dapat menggunakan beberapa geosintetik tambahan, yaitu:

  1. Geomat
  2. Geogrid
  3. Geocell
  4. Geonet

Penambahan ini bertujuan untuk meningkatkan friksi antara cover soil dengan material geosintetik.

Pada design pertama, digunakannya geosintetik berupa geomat. Geomat digunakan jika kondisi cover soil sudah cukup aman dengan adanya geomembrane dan perlu penambahan untuk mencegah erosi dan mendukung pertumbuhan vegetasi pada permukaan cover soil.

geosintetik
Gambar 1. Design sederhana cover soil dengan geomat
geosintetik
Gambar 2. Detail layer cover soil dengan geomat

Pada design kedua, digunakannya geosintetik berupa geogrid. Geogrid digunakan jika kondisi cover soil tidak cukup aman dengan adanya geomembrane, sehingga perlunya perkuatan pada area diantara cover soil dan geomembrane.

geosintetik
Gambar 3. Design sederhana cover soil dengan geogrid
cover soil geogrid
Gambar 4. Detail layer cover soil dengan geogrid

Pada design ketiga, digunakannya geosintetik berupa geocell. Sama halnya dengan geogrid, penggunaan geocell digunakan jika kondisi cover soil tidak cukup aman dengan adanya geomembrane, sehingga perlunya perkuatan pada area diantara cover soil dan geomembrane. Geocell memberikan penambahan kekangan pada cover soil karena berbentuk material 3D.

Gambar 5. Design sederhana cover soil dengan geocell
Gambar 6. Detail layer cover soil dengan geocell

Pada design terakhir, digunakannya geosintetik berupa geonet (composite). Geonet digunakan jika kondisi cover soil tidak cukup aman dengan adanya geomembrane, sehingga perlunya perkuatan pada area diantara cover soil dan geomembrane serta perlunya sistem drainase pada area slope.

Gambar 7. Design sederhana cover soil dengan geonet
Gambar 8. Detail layer cover soil dengan geonet

Design yang ada merupakan design sederhana yang dibuat sesuai jenis geosintetik yang digunakan. Pada kondisi real, perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut dari jenis tanah dan spesifikasi material geosintetik yang digunakan untuk mendapatkan nilai safety sebesar ≥ 1,5. Sehingga dapat mengurangi resiko failure maupun overbudget pada design.

Artikel Lainnya