Blog

Petra Nusa Elshada
  • 2023-03-01
  • PNE Team

Overview Geosynthetic Clay Liner

Dalam dunia konstruksi, tidak sing dengan melakukan konstruksi berupa area penampunga. Area penampungan itu sendiri bisa berupa untuk menampung cairan, gas, maupun padat. Dalam hal ini penampungan tersebut bisa digunakan untuk menyimpan maupun mencegah material yang ada mencemari lingkungan sekitar. Pada umumnya di Indonesia, proyek konstruksi area penampungan ini menggunakan produk geosintetik berupa geomembrane.

Dimana geomembrane sendiri memiliki sifat kedap, sehingga cocok untuk membantu penampung dan mencegah rembesan pada area konstruksi. Namun, geomembrane dalam kondisi tersebut juga memiliki kelemahan. Kelemahan yang sering ditemukan pada geomembrane adalah rawan tusuk.

Geomembrane akan tertusuk dan mengalami kebocoran ketika bertemu dengan material yang tajam, sehingga umumnya geomembrane digunakan bersamaan dengan geotextile. Geotextile berguna untuk menahan tusukan yang ada, sehingga tidak langsung melukai geomembrane.

Gambar 1. Lapisan Geosynthetic Clay Liner

Selain penggunaan geomembrane, terdapat salah satu produk geosintetik yang bisa menjadi alternatif dalam penggunaan di area penampungan. Produk tersebut merupakan Geosynthetic Clay Liner (GCL). Geosynthetic Clay Liner memiliki kemampuan sebagai lapisan kedap serupa dengan geomembrane, memiliki ketahanan tusuk, dan kemampuan self repair. Geosynthetic Clay Liner merupakan sebuah geosintetik yang terbuat dari 2 geotextile berupa geotextile woven dan non woven.

Diantara kedua geotextile ini terdapat sebuah serbuk berupa bentonite. Serbuk bentonite yang ada hanya akan berfungsi ketika sudah menyerap air, sehingga akan mengembang. Bentonit yang telah mengembang dapat menjadi sebuah lapisan kedap air dan memiliki kemampuan self repair. Kemampuan self repair ini akan berfungsi jika terdapat luka pada lapisan bentonit, maka bentonit yang akan mengembang dan menyesuaikan pada posisi yang terluka.

Penggunaan Geosynthetic Clay Liner tidak berbeda dengan geomembrane. Dimana perlu disiapkan area angkur kurang lebih 2 meter dan area overlap untuk penyambungan antar Geosynthetic Clay Liner. Berbeda dengan geomembrane, dimana membutuhkan pakan las dan mesin las geomembrane untuk melakukan sambungan geomembrane, pada Geosynthetic Clay Liner hanya membutuhkan bubuk bentonit yang telah diberikan air sehingga sudah menyerupai lempung yang digunakan sebagai perekat antar lembaran Geosynthetic Clay Liner. Hal ini membuat Geosynthetic lebih sederhana dalam pemasangan dan penyambungan.

Hubungi kami