Saat membuat sebuah konstruksi sering kali ditemukan kerusakan karena adanya pergerakan pada tanah dasar atau area pondasi yang tidak stabil. Umumnya pondasi yang tidak stabil dikarenakan konstruksi yang tidak sesuai standar maupun karena terdapatnya tanah clay. Tanah clay (lempung) merupakan jenis tanah ekspansif. Tanah ekspansif merupakan tanah yang mengembang dalam kondisi jenuh air dan akan menyusut dalam kondisi kering (terjadinya perubahan volume).

Dalam mengatasi tanah ekspansif, maka kondisi tanah tidak boleh terpapar dengan matahari maupun air. Untuk mengatasi tersebut, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti: melakukan penimbunan tanah, konstruksi diatas muka air agar, membuat pembatas untuk menahan air, dan membuat sistem drainase agar air tidak membuat kondisi jenuh air pada tanah.

Dalam membuat pembatas untuk menahan air bisa berupa beton, batu, kayu, dsb. Material-material tersebut memiliki cost yang cukup tinggi, tidak selalu tersedia, dan perlu menunggu proses pengerasan. Adanya solusi yang dapat membantu hal tersebut, yaitu menggunakan geosintetik berupa geomembrane. Geomembrane yang merupakan produk kedap air (impermeabel) dapat menjadi solusi untuk melindungi tanah ekspansif yang ada terhadap air. Hal ini dapat mencegah tanah ekspansif untuk mengembang dan tidak merubah volume tanah.

Berikut merupakan design sederhana dari konstruksi jalan dengan adanya tanah ekspansif. Tanah ekspansif (clay) diberikan perlindungan dengan produk geomembrane untuk mencegah kondisi menjadi jenuh air. Untuk area base pada jalan harus dibuat miring agar air langsung mengalir pada area drainase dan tidak terdiam pada lapisan kontruksi jalan. Kemiringan pada jalan dibuat dengan slope 2%-4% dan drainase dibuat di kedua sisi jalan. Produk geomembrane yang digunakan dapat berupa ketebalan ≥ 0,75 mm. Semakin tebal geomembrane maka akan semakin aman digunakan dan memiliki ketahanan tusuk yang lebih baik jika tanah ekspansif masih terdapat batuan tajam.

Perlu diperhatikan bahwa geomembrane yang digunakan pada kondisi ini digunakan hanya untuk proteksi tanah ekspansif dan bukan untuk memperkuat tanah maupun memperkuat konstruksi jalan yang ada. Tentunya kondisi lapangan (kondisi asli) perlu dikonsultasikan agar mendapatkan hasil yang efektif dan efisien.