Cara memilih Geosintetik untuk sistem penahan Biogas
Hasil biogas dari kolam stabilisasi limbah, yang biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dari peternakan dan industri, adalah pilihan yang cerdas, berkelanjutan, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Komponen kunci dari sistem ini adalah bahan geosintetik yang digunakan untuk sistem penyegelan. Mengapa geomembrane HDPE merupakan pilihan yang tepat?
Nilai penangkapan biogas semakin jelas seiring dengan meningkatnya krisis energi dan tantangan perubahan iklim maka harus mencari cara untuk meningkatkan ketahanan energi dan pasokan energi. Mendorong adopsi solusi biogas adalah biaya yang relatif rendah (dibandingkan dengan bahan konvensional) dan kemudahan memungkinkan penangkapan biogas melalui penggunaan geomembrane. Geomembrane HDPE dapat diapungkan di permukaan kolam, umumnya tanpa memerlukan dukungan tambahan.
Kolam stabilisasi limbah yang dibangun untuk pengolahan air limbah mengurangi kandungan organik dan menghilangkan pathogen yang dapat membahayakan lingkungan atau mencemari air tawar menggunakan proses alami. Kolam dapat digunakan untuk mengolah limbah dan kotoran hewan, atau limbah dari proses industri, manufaktur, atau pertanian. Misalnya, daging, susu atau pengolahan minyak sawit.
Baca juga
Perbedaan Geotextile dengan Geomembrane
Sistem kolam terbuka tradisonal melepaskan biogas ke atmosfer, menyebabkan masalah bau dan berkontribusi pada emisi gas rumah kaca (GRK). Sejumlah penelitian menunjukan produksi energi yang signifikan dapat dihasilkan dari penangkapan metana. Energi ini dapat digunakan untuk bahan bakar boiler dan turbin, atau untuk menghasilkan listrik dan panas untuk keperluan rumah tangga atau industri.
Banyak negara negara berkembang di Asia yang memasang penutup apung untuk limbah dan manfaat yang mereka peroleh dengan menggunakan geomembrane HDPE/LDPE untuk pengumpulan dan pemulihan biogas, produksi energi, pengendalian asap dan bau, perlindungan terhadap penguapan dan kontaminasi air tanah.